Tempat berbagi cerita,pengalaman dan informasi

BTemplates.com

Kampanye


Stop Bugil

Total Pengunjung

Powered by Blogger.

Search This Blog

Tuesday, June 30, 2009

Aksi tipu-tipu


Penipu punya banyak cara untuk menjerat calon korbannya.
Sudah banyak orang yang secara tak sadar telah tertipu dan termakan rayuan pulau kelapa sang penipu.
Hadiah besar yang mengiurkan dan harapan mendapatkan uang puluhan juta sampai ratusan juta rupiah masih sangat efektif untuk dijadikan umpan dalam sebuah aksi penipuan.
Beberapa bulan yang lalu, adik temanku menemukan sebuah amplop di pinggir jalan depan rumahnya. Ketika di buka, amplop tersebut berisi cek senilai 840 juta rupiah dan SIUP sebuah perusahaan di Semarang.
Karena menganggap isi amplop ini penting, maka adik temanku mencoba menghubungi nomor telepon yang ada dalam amplop tersebut, dengan maksud ingin mengembalikan amplop tersebut kepada pemiliknya.
Telepon tersambung dan adik temanku menjelaskan semua mengenai amplop yang dia temukan itu.
Singkat cerita, orang di seberang telepon itu meminta tolong kepada adik temanku itu untuk mengantarkan amplop yang ditemukannya ke Semarang.
Adik temanku keberatan, karena dia tidak punya uang untuk biaya perjalanan ke Semarang.
Akhirnya orang di seberang telepon yang tak lain adalah penipu ini, meminta nomor rekening adik temanku dan berjanji akan mentransfer uang sebesar 10 juta rupiah untuk biaya perjalanan ke Semarang.
Adik temanku akhirnya memberikan nomor rekening bank miliknya.
Sang penipu meminta adik temanku ini untuk tidak melakukan transaksi apapun dengan rekeningnya untuk sementara waktu.
Keesokan harinya, adik temanku mendapat telepon yang memintanya untuk pergi ke ATM terdekat.
Setelah tiba di ATM, adik temanku ini melakukan semua arahan yang diberikan sang penipu lewat ponsel tanpa sadar, kalau ternyata saldo dalam rekeningnya yang berjumlah tiga juta rupiah telah raib.
Sang penipu meneruskan aksinya dengan meminta adik temanku ini untuk mencarikan nomor rekening lain dengan alasan rekening milik adik temanku ini bermasalah, sehingga transfer tidak bisa dilakukan.
Entah kenapa adik temanku ini percaya begitu saja dan pergi ke rumah salah seorang sahabatnya. Setibanya di rumah sahabatnya, adik temanku ini mengutarakan niatnya untuk meminjam rekening bank. Sahabatnya menolak dan mencurigai adanya penipuan namun setelah sahabatnya ini dihubungkan dan berbicara langsung dengan sang penipu, entah kenapa sahabatnya ini berubah pikiran dan mau memberikan nomor rekeningnya.
Seperti biasa sang penipu berpesan agar jangan melakukan transaksi apapun dengan rekening untuk sementara waktu.
Keesokan harinya adik temanku dan sahabatnya pergi ke ATM dan seperti terhipnotis sahabat adik temanku ini pun melakukan arahan yang di berikan lewat ponsel.
Mereka sama sekali tak menyadari apa yang mereka lakukan.
Dengan alasan transfer membutuhkan waktu, sang penipu meminta adik temanku dan sahabatnya untuk pulang dan menunggu kabar selanjutnya.
Sambil menunggu kabar, Adik temanku mampir ke rumah pamannya dan menceritakan apa yang dialaminya dan tanpa banyak bicara pamannya langsung memberikan segelas air minum, dan menerangkan kepada keponakannya ini kalau dia telah berada dalam pengaruh hipnotis.
Menyadari dirinya telah tertipu, adik temanku segera pergi ke ATM dan mencoba menghubungi sang penipu, tapi semua sudah terlambat dan dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, ketika menyadari kalau uang dalam rekeningnya hanya tersisa saldo minimum, di tambah harus menganti uang dalam rekening temannya yang juga ikut raib sebesar +/- dua juta rupiah.










0 komentar: