Tempat berbagi cerita,pengalaman dan informasi

BTemplates.com

Kampanye


Stop Bugil

Total Pengunjung

Powered by Blogger.

Search This Blog

Friday, December 11, 2009

Kebiasaan orang tua yang berpengaruh buruk pada anak


1. Berbohong kecil dan sering.
Tanpa sadar kita sering melakukan hal ini untuk meredam keinginan anak.
Hal ini akan berdampak bagi sang anak, sehingga anak tidak lagi percaya dengan orang tua dan menganggap semua yang diucapkan dan dijanjikan orang tua-nya adalah bohong. Dan anak kita mulai tidak menuruti perkataan kita lagi.
Sebaiknya,
Berkatalah jujur kepada anak dan memberi pengertian kepada anak dengan penuh kesabaran, sehingga perlahan-lahan anak akan paham dan mengerti.

2. Banyak mengancam.
Hal ini sering kali dilakukan untuk membuat si anak menuruti keinginan orang tua-nya.

3. Menakuti anak.
Kebiasaan ini banyak dilakukan oleh orang tua, dengan maksud untuk mengalihkan perhatiannya pada sesuatu.
Hal ini nanti-nya akan dipahami anak sebagai kebohongan orang tua, seiring tumbuh kembang anak.

4. Menunda atau membatalkan hukuman.
Bila telah terjadi kesepakatan antara kita dan anak, tentang konsekuensi hukuman atau sangsi bila anak kita berperilaku buruk, maka kita harus segera melaksanakan-nya, jangan menunda atau membatalkan hukuman/sangsi bila anak telah melanggar kesepakatan.
Bila kita menunda atau membatalkan hukuman/sangsi, maka anak akan menilai orang tuanya hanya sekedar mengancam. Sehingga nantinya si anak akan terbiasa melanggar kesepakatan karena hukuman itu ternyata tak pernah ada.
Sebaiknya,
Segera lakukan hukuman jika terbukti si anak melanggar kesepakatan, jangan menunda-nunda karena rasa kasihan.
Perlu diperhatikan, bahwa hukuman yang dimaksud bukan hukuman secara fisik, tapi lebih kepada pengurangan bobot kesukaan anak seperti: mengurangi jam menonton televisi, jam bermainnya dan lain-lain.

5. Mengharapkan perubahan instan.
Hidup dalam budaya yang serba instan, membuat kita, orang tua sering memaksakan perubahan pada anak dalam waktu yang singkat, tanpa harus melewati tahapan yang wajar.
Apabila kita melakukan hal ini maka kemungkinan besar si anak akan sulit memenuhinya. Sehingga ketika si anak gagal maka ia akan frustasi dan tidak yakin bisa melakukannya.
Akibatnya, si anak lebih memilih untuk melakukan perlawanan dengan cara memberikan berbagai alasan, acuh tak acuh atau marah-marah.
Sebaiknya,
Berilah waktu untuk tahapan-tahapan perubahan yang rasional agar bisa di capai sang anak.
Ajaklah si anak untuk melakukan perubahan yang paling mudah menurutnya.
Beri pujian pada si anak atas setiap perubahan yang berhasil dia capai. Pusatkan pujian pada usaha kerasnya, bukan pada hasil.

6. Mudah menyerah dan pasrah.
Dominan flegmatis adalah ciri watak yang dimiliki oleh sebagian para orangtua yang kurang tegas, mudah menyerah, selalu takut salah dan cenderung mengalah.
Konflik biasanya terjadi bila orang tua yang Flegmatis mempunyai anak yang berwatak keras.
Si anak lebih tegas dan keras sedangkan orang tua-nya tidak tegas dan mudah menyerah. Dalam banyak hal, si anak nanti-nya akan jauh lebih dominan dan mengatur orang tuanya, sehingga orang tuanya menjadi sulit sekali mengendalikan perilaku anaknya dan cenderung pasrah.

0 komentar: