Tempat berbagi cerita,pengalaman dan informasi

BTemplates.com

Kampanye


Stop Bugil

Total Pengunjung

Powered by Blogger.

Search This Blog

Tuesday, April 07, 2009

Siapa mau jadi Saksi di TPS?


Pemilihan Umum 5 tahun sekali menjanjikan rezeki tersendiri buat sebagian warga negaranya yang tahu cara memanfaatkan momentum yang sedang berlangsung ini untuk mendapatkan uang.
Selama masa kampanye berlangsung, banyak dari perusahaan percetakan, periklanan, penyanyi dangdut, artis, tukang sablon dan mass media yang dibanjiri order dari para Caleg partai peserta pemilu.
Kebanyakan dari para Caleg rela mengeluarkan dana besar untuk mempromosikan diri agar semua orang bisa mengenal, mengingat dan memilih dirinya (3M).
Selain itu, tak sedikit juga para ibu rumah tangga, pengangguran dan para tukang ojek bisa memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan uang dengan aktif ikut serta berkampanye untuk para Caleg yang bersedia membayar mereka.
Kesempatan yang ada di depan mata memang harus dimanfaatkan, dan mereka yang melibatkan diri dalam pesta demokrasi ini, kebanyakan hanya sekedar memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mendapatkan penghasilan.
Setelah masa kampanye berakhir, kita kini memasuki masa tenang dan di masa tenang ini ternyata terbuka kesempatan untuk mendapatkan uang dengan cara mengajukan diri untuk menjadi Saksi Partai untuk tiap TPS yang ada.
Beberapa partai memang membutuhkan banyak saksi untuk disebar ke sejumlah TPS dan para saksi itu tentunya akan mendapatkan imbalan beragam berkisar antara rp.50000 sampai rp.250000/orang, tergantung besarnya dana dari Caleg dan partainya.
Bayangkan berapa banyak TPS di satu daerah dan yang pasti akan banyak sekali Saksi yang dibutuhkan untuk ditempatkan di tiap TPS yang ada.
Biasanya para Saksi ini akan bertugas dari pagi hingga larut malam dan mereka akan mengemban tanggung jawab yang berat dalam mengawasi penghitungan suara, apalagi kalau mereka nantinya ditempatkan di wilayah basis Caleg partai tertentu, tapi demi uang, mereka tak peduli.
Memang tak bisa dipungkiri kalau PEMILU ternyata bisa menjanjikan rezeki tersendiri buat mereka yang pintar memanfaatkan kesempatan.
Yang penting selama tidak ada paksaan untuk memilih calon tertentu dan tetap bisa bebas menentukan pilihan sesuka hati kita, kenapa tidak memanfaatkan kesempatan yang ada?
Berita bahwa beberapa Rumah Sakit Jiwa sudah mempersiapkan diri untuk menampung pasien baru mungkin ada benarnya karena diprediksi akan banyak dari para Caleg nanti terganggu jiwanya setelah hasil penghitungan suara diumumkan.
Modal besar yang dikeluarkan bila tidak sepadan dengan hasil suara yang didapat tentu dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kejiwaan para Caleg yang ikut dan gagal.
Keinginan yang besar untuk menjadi Anggota Legislatif memang bisa membutakan mata sehingga para Caleg bisa saja menghalalkan segala cara agar bisa terpilih duduk di kursi Dewan.
Mungkinkah para Caleg yang gagal ini nantinya bisa menerima kenyataan? Dan tidak bersikap berlebihan dengan menyiapkan dana ekstra untuk mengalang massa, berdemo karena merasa kurang puas dengan hasil penghitungan suara.
Biasanya setelah penghitungan suara, kita akan memasuki masa yang rawan konflik dan di masa inilah biasanya terbuka kesempatan buat sebagian masyarakat yang tergiur uang untuk menerima ajakan berdemo dari para Caleg dan Partai yang merasa kurang puas dengan hasil penghitungan suara hingga protes terkadang harus berakhir anarkis.
Semoga saja tak ada masyarakat yang tergiur dan terprovokasi untuk ikut berdemo dan berbuat anarkis.

0 komentar: