Tempat berbagi cerita,pengalaman dan informasi

BTemplates.com

Kampanye


Stop Bugil

Total Pengunjung

Powered by Blogger.

Search This Blog

Sunday, August 15, 2010

Menghitung harga udara yang kita hirup


Bernafas, mungkin sudah dianggap biasa dan tak menarik dibahas oleh sebagian orang.
Sejak kita bangun dari tidur sampai terlelap kembali, kita sebagai manusia tak lepas dari kegiatan menghirup udara bebas di alam ini.
Tapi pernahkah kita merenungkan sejenak betapa nikmat Allah yang satu ini ternyata mahal harganya bila kita diminta untuk membayar setiap udara yang kita hirup.
Sekali bernafas, umumnya setiap manusia memerlukan 0,5 liter udara. Bila kita bernafas 20 kali setiap menitnya, berarti udara yang dibutuhkan sebanyak 10 liter/menit dan dalam sehari, kalau dijumlahkan berarti setiap orang memerlukan 14.400 liter udara/hari.
Lalu berapakah yang harus kita bayar bila dirupiahkan? Sebagaimana diketahui, udara yang dihirup manusia terdiri dari beragam gas dengan prosentase yang berbeda, oksigen sebanyak 20 persen dan nitrogen sebanyak 79 persen mengisi udara yang ada di sekitar manusia.
Bila perbandingan oksigen dan nitrogen dalam udara yang manusia hirup sama, maka setiap kita bernafas, kita menghirup oksigen sebanyak 100 ml dan nitrogen sebanyak 395 ml.
Artinya, dalam sehari manusia menghirup oksigen sebanyak 2880 liter/hari dan nitrogen sebanyak 11.376 liter/hari. Jika harga oksigen yang dijual saat ini rp.25.000/liter dam harga nitrogen rp.9950/liter, maka setiap harinya manusia menghirup udara senilai rp.176.652.165
Dengan kata lain, bila diminta membayar sejumlah udara yang kita hirup berarti kita harus menyediakan uang sebesar 5,3 miliar rupiah setiap bulannya dan dalam setahun, manusia dapat menghabiskan dana sebesar 63,6 miliar.
Tapi itu hanya setahun, bagaimana bila kita kalikan dengan waktu hidup kita di dunia ini, pastilah nilainya lebih mencengangkan lagi. Sungguh Allah maha pemurah atas segala karunia-Nya. Begitu besar nikmat Allah dari udara yang digunakan manusia sebagai bahan bernafas setiap saat.
Udara yang melimpah ruah di alam ini adalah bukti kasih sayang Allah yang luar biasa. Sekumpulan gas tersebut diberikan Allah kepada manusia dengan cuma-cuma. Tak sepeser pun Allah memungut biaya dari manusia atas nikmat yang penting tersebut. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita sebagai manusia bersyukur kepada Sang Pencipta.

(Diambil dari renungan buletin da'wah Barkah)